Input Data Kartu Pelajar dengan Cepat (1/4)

Salah satu kegiatan administrasi rutin sekolah adalah menyediakan kartu pelajar bagi para peserta didik. Bagi sekolah dengan jumlah peserta didik relatif kecil, kegiatan ini bisa jadi bukanlah hal luar biasa. Namun bagi sekolah berjumlah siswa relatif besar, input data kartu pelajar menjadi tantangan tersendiri.

Sebuah kartu pelajar setidaknya memuat data seperti nama, jenis kelamin, agama, tempat dan tanggal lahir, alamat, serta nomor induk. Apabila peserta didik di kelas VII saja ada 350 orang, maka staf administrasi harus menghadapi repetisi kerja sebanyak 350 kali. Apabila satu kartu memakan waktu 2 menit, maka perlu 12 jam untuk menyelesaikan semuanya. Membosankan dan buang-buang waktu.

Adakah cara yang lebih cepat? Tentu saja ada, bahkan beragam metode bisa dipakai. Namun untuk di sekolah kami, ada satu metode yang kami rasa sangat ampuh. Dan telah kami gunakan hampir empat tahun terakhir.

Duet Maut Inkscape dan Skrip Bash

Bagi yang bekerja di dunia grafik, mungkin tak asing akan nama Inkscape, bahkan mungkin secara intensif menggunakannya. Inkscape adalah aplikasi pengolah grafik, terutama vektor (SVG). Desain kartu pelajar menjadi sangat mudah dengan aplikasi ini. Selain itu, file yang dibuat dengan Inkscape masih dapat diubah lebih lanjut dengan teks editor biasa.

inkscape
Inkscape yang kami gunakan untuk mendesain kartu pelajar.

Apa yang diubah? Tentu saja bagian-bagian tertentu pada desain kartu pelajar tersebut. Dalam hal ini, data peserta didik. Dengan apa mengubahnya? Setelah sedikit uji coba, kami memutuskan memakai skrip Bash. Hampir semua distro Linux menyediakannya. Dengan skrip Bash, proses pengubahan desain tak memakan resource yang sebenarnya tidak perlu, hanya proses utama yang berjalan. Minimalis, tapi powerfull.

Cara Kerjanya?

Cara kerjanya sederhana. Skrip Bash akan melakukan sejumlah langkah saat dieksekusi. Berdasarkan algoritma yang telah kami susun, skrip tersebut akan melaksanakan langkah-langkah berikut.

  1. Skrip akan membaca berkas data untuk kartu pelajar, lalu menghitung banyaknya lembar yang diperlukan.
  2. Setelah menemukan jumlahnya, skrip kemudian menduplikasi desain sebanyak lembar yang diperlukan.
  3. Semua pewakil pada desain yang telah diduplikasi akan diubah oleh skrip sesuai dengan isi file data peserta didik.
  4. Agar proses mencetak lebih mudah, skrip kemudian mengekspor desain yang telah diubah itu menjadi berkas PDF.

Sederhana, bukan? Bahkan, Anda mungkin bisa membuatnya sendiri tanpa melihat kode yang kami susun. Meski sederhana, namun banyak waktu yang bisa dihemat. Kami pernah membuat kartu untuk hampir 800 peserta didik hanya dalam waktu kurang dari 5 menit. Cukup sediakan datanya, lalu tekan Enter. Ditinggal ke kamar mandi atau membuat kopi, kartunya telah siap cetak.

Pembahasan tentang kartu pelajar ini akan berlanjut pada tulisan selanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *